foto news

Aksi Damai Unjuk Rasa  Aliansi Mahasiswa  Perjuangan Rakyat ( AMPERA ) Berujung Bentrok  Satpol PP Tapanuli Selatan.

penulis: Admin | 10 September 2019 16:52 WIB
editor: admin


Tapanuli Selatan Kejarfajta.co  –Mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Pejuang Rakyat (AMPERA) melakukan aksi unjuk rasa damai di gerbang komplek perkantoran Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, Sipirok Senin 9/9/.


Aksi tersebut diikuti puluhan mahasiswa.Sejak aksi unjuk rasa dimulai, terlihat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kab. Tapanuli Selatan dan Kepolisian dari Sektor Sipirok yang dipimpin Kapolsek Sipirok - Tapanuli Selatan melakukan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa mahasiswa. Dengan membawa pengeras suara (sound system: red) 


Mahasiswa membentangkan spanduk yang menuntut Bupati Tapanuli Selatan untuk mengevaluasi dan mencopot Sekteris Daera Kab. Tapanuli Selatan dan Direktur RSUD Sipirok serta bergantian melakukan orasi-orasi yang meminta Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M. Pasaribu agar menemui mereka.


Sampai pada pukul 12.30 wib merasa kecewa, mahasiswa mencoba menutup gerbang utama komplek perkantoran pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan membentangkan spanduk. 


Aksi tersebut mendapat respon dari Satpol PP, terlihat beberapa orang Satpol PP mencoba menyingkirkan mahasiswa saat ada mobil ber-plat merah melintas di gerbang. Aksi saling dorong pun tak terhindarkan antara pengunjuk rasa dengan Satpol PP, hingga ada salah satu dari mahasiswa terjatuh di depan mibil plat merah tersebut, melihat mahasiswa yang terjatuh tersebut, tiga orang dari Satpol PP mengangkat dan terlihat seperti melemparkan mahasiswa tersebut ke pinggir jalan. Merasa diperlakukan berlebihan mahasiswa mencoba melawan dan aksi saling dorongpun tak terhindarkan.


Akibat hal tersebut, seorang mahasiswa bernama Raynaldi Dongoran terlihat robek bajunya di sebelah bahu bagian belakang akibat ditarik dan diseret oleh Satpol PP saat terjatuh karena saling dorong dengan Satpol PP. Hal tersebut terlihat mendapat respon dari Ketua Ampera, Sarif Muliadi Musannif Nasution, dikatakan bahwa mereka akan membawa kejadian tersebut ke ranah hukum. “Kami disini unjuk rasa berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998, kami sudah beritahukan kepada Polres Tapanuli Selatan. Seharusnya yang bertanggun jawab mengamankan aksi kami ini adalah kepolisian, Bukan Satpol PP. Ini kok Satpol PP yang dibaris depan mengamankan. Saat kami bentrok dengan Satpol PP tadi, polisi yang ada disini seolah hanya menonton, mereka nyaris lepas tangan saat kami bentrok dengan Satpol PP. Satpol PP nya pun mungkin nggak tau SOP ini, main dorong-dorong aja” ujar Sarif geram


Selang beberapa saat setelah mahasiswa bentrok dengan Satpol PP, terlihat Kapolsek Sipirok yang berada ditempat terlihat ingin mengamankan spanduk yang dibawa oleh pengunjuk rasa, tidak terima, mahasiswa saling menarik spanduk tersebut dari tangan Kapolsek Sipirok. Juga beberapa saat setelahnya terlihat Sekretaris Satpol PP Tapanuli Selatan, Jhonni Gumansi Nasution mencoba menjumpai perwakilan mahasiswa. “dia mendatangi kami bukan mau mencari jalan tengah agar aksi kami kembali damai, tapi membentak-bentak kawan kami, bia giotmu, bia giotmu (apa maumu), itu yang dikatakan kepada kami dengan nada tinggi membentak seolah memancing agar kami meladeni amarahnya. Seharusnya kan selaku pihak pemerintah beliau itu dating sebagai penengah, bukan malah memperkeruh suasana. Tapi nanti akan kami laporkan hal ini ke Polres Tapanuli Selatan dan Propam Polres Tapanuli Selatan agar kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum bisa terwujud di Tapanuli Selatan ini. Juga agar oknum-oknum Satpol PP yang kami duga tidak paham SOP ini ditindak sesuai aturan yang berlaku” lanjut Sarif.
Sekitar pukul 14.00 wib massa terlihat membubarkan diri dan mengatakan akan melakukan aksi yang sama dengan jumlah massa yang lebuh besar setiap hari senin.( Red)

Tag :

## Tapanuli Selatan # ## Bentrok Satpol PP dan Mahasiswa) ## Sumut #

REKOMENDASI